Lomba Blog

Inovasi Pemprov Riau Menjemput Pajak

COVER DEPAN

Dalam buku “Baper” atau Bawa Perubahannya Prof. Rhenald Kasali, Ph.d, sang Guru Besar Universitas Indonesia dan Pendiri Rumah Perubahan, dia mengatakan; “Ada tiga hal yang pasti di dunia ini ; Pajak, Kematian dan Perubahan”

Titik fokus kita pada tulisan ini adalah Pajak. Ya, pajak itu pasti, nominal yang harus dibayar tercantum jelas, baik di STTS pajak bumi dan bangunan maupun pada tagihan pajak kendaraan di STNK. Begitu pun pada pajak penghasilan, nominalnya terperinci dan tak bisa ditawar karena ia pasti. Ya, meski pun di antara kita masih banyak yang tak taat pajak. Tapi sekali lagi, PAJAK ITU PASTI.

Kata pemerintah, “Orang Bijak itu Taat Pajak” Tapi masih banyak yang malas membayar pajak kan? Bahkan mungkin ada yang malas membayar pajak karena belum bisa move on dari kasus kemarin, dan hal itu pula yang dijadikan dalil untuk tak membayar pajak. Mau tau dalilnya apa? Nah, akan aku beri tahu, “Untuk apa bayar pajak kalau cuma mengayakan si G*y*s T*mb*n*n” Hehehehe.

Sudahlah kawan, move on lah. Jangan lagi ada pikiran-pikiran dangkal seperti tadi. Saat ini tugas kita adalah untuk ikut andil membangun negeri yang sama-sama kita cintai ini.  Toh, pajak yang kita bayarkan nantinya juga akan berimbas ke kita sendiri kan? Kalau pun tidak langsung kita rasakan, paling tidak terciprat juga ke saudara-saudara sebangsa kita. Jadi tak apalah.

Pun, kita semua tahu bahwa pajak merupakan sumber utama penerimaan negara, bahkan sekitar 70% dari seluruh penerimaan negara adalah dari pajak. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara akan sulit untuk dilaksanakan.

Karena itu, pajak merupakan ujung tombak pembangunan sebuah negara. Sehingga sudah sepantasnya sebagai warna negara yang baik untuk taat membayar pajak. Pemerintah Indonesia sudah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk membayar pajak, bahkan tidak hanya pemerintah pusat tapi pemerintah daerah juga telah memberikan kita kemudahan untuk membayar pajak dan pemerintah juga telah melahirkan inovasi-inovasi untuk menarik perhatian masyarakat agar ikut andil berkontribusi membangun negerinya lewat taat membayar pajak.

Kawasan Taat Pajak Kateman

fdsa

Ya, saya tinggal dan besar di Sungai Guntung Kecamatan Kateman. Sebuah kota kecil yang cukup pesat perkembangannya. Sungai Guntung Kecamatan Kateman terdiri dari 3 Kelurahan dan 8 desa. Kecamatan Kateman adalah satu di antara Kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

Kemarin, tepatnya pada kamis sore,16 Maret 2017 diresmikannya Kawasan Taat Pajak Kateman. Ya, Kecamatan Kateman menjadi pilihan untuk disematkannya icon kawasan taat pajak karena andil masyarakat Kateman yang besar dalam membayar pajak.

Padahal sebagaimana yang disampaikan Kepala KPP Rengat Waluyo Handoko saat sambutannya di acara peresmian tersebut mengisahkan. Pada tahun 2014 Kateman boleh dikatakan belum tersentuh pajak, hanya kesadaran masyarakat sendiri yang benar-benar ingin membayar pajak.

KAWASANy

Seiring berjalannya waktu, dengan adanya edukasi dan pemahaman yang disampaikan kepada warga Kateman, Kateman menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar se-tiga kabupaten kota, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kuantan Sengingi. Di tahun 2016 pembayaran pajak di wilayah Kateman lebih kurang 300 orang, dengan nilai rupiah yang diterima sebelumnya tahun 2014 totalnya hanya Rp. 29 miliar, pada tahun 2016 menjadi Rp 81 miliar yang terdiri dari badan Rp 41 miliar dan orang pribadi Rp 42 miliar.

Inovasi Riau dalam Menjemput Pajak

Bebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan daerah yang baik dan nyata dapat dilakukan dengan berbagai inovasi, baik guna menggali potensi daerah agar lebih mampu mandiri dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Inovasi yang dilakukan Pemprov Riau dan sangat akrab dengan masyarakat Riau adalah dihadirkannya Samsat Keliling. Samsat Keliling ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan publik, khususnya pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Dua manfaat dihadirkannya Samsat Keliling ini adalah : 1) Memberikan kemudahan kepada masyarakat (wajib pajak) dalam pengurusan pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) setiap tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-llintas (SWDKLL), dan 2) Mendekatkan pelayanan kepada Masyarakat atau Wajib pajak sehingga mengurangi biaya.

BAPENDA RIAU

Kabar baiknya Samsat Keliling ini juga sangat diapresiasi oleh Bank Riau Kepri, hal itu jelas terlihat ketika pihak Bank Riau Kepri ikut menghibahkan empat buah Mobil untuk dijadikan Samsat Keliling. Empat mobil Samsat Keliling untuk Pemprov Riau itu merupakan bentuk sinergi bank daerah kepada pemangku kepentingan dan pemegang saham. Empat mobil Samsat Keliling itu diharapkan dapat digunakan demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mendongkrak penerimaan asli daerah (PAD) dari sektor pajak.

SERAH TERIMA

Selain Samsat Keliling, Pemprov Riau juga telah meluncurkan elektronik Samsat (e-samsat). Inovasi elektronik Samsat (e-samsat) ini juga melalui kerja sama yang dilakukan oleh Pemprov Riau dengan Bank Riau Kepri serta Polda Riau dan Jasaraharja Cabang Riau.

Istimewanya program elektronik Samsat (e-samsat) ini dapat diunduh langsung melalui playstore pada Android. Selain itu program elektronik Samsat (e-samsat) yang dimiliki oleh bank Riau Kepri terintegrasi secara online untuk seluruh wilayah Riau.

Nah, pemanfaatan aplikasi elektronik Samsat (e-samsat) Provinsi Riau ini dapat mengurangi rumitnya birokrasi, dalam hal pembayaran pajak. Dengan aplikasi itu pelayanan pembayaran pajak oleh masyarakat semakin, mudah, cepat dan praktis. Tidak hanya itu, ke depan pembayaran pajak kendaraan bermotor di Riau sudah bisa pula melalui mobile banking. Program ini merupakan sebuah perangkat lunak yang dibangun dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan melalui ATM Bank Riau Kepri.

TAMPILAN APLIKASI

Bahkan, setelah berhasil melaunching elektronik Samsat (e-Samsat), rencananya tahun depan (2019) Badan Pendapatan Belanja Daerah (Bapenda) Riau akan kembali meluncurkan inovasi baru yakni Samsat Gendong.

“Tahun depan ada inovasi, kami akan menambah Samsat Gendong. Ini untuk menjemput pajak ke rumah-rumah dan ke mana-mana,” begitu kata Kabapenda Riau, Drs. H. Indra  Putrayana M.Si di Pekanbaru pada Kamis (30/8/2018) lalu.

KA BAPENDA RIAU

Dia juga menjelaskan bahwa program Samsat Gendong itu nantinya akan disiagakan di setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bapenda Riau yang ada di kabupaten/kota.  Nanti satu kantor di kasih satu unit Samsat Gendong. Jadi Samsat Gendong ini bisa menjemput pajak sampai rumah-rumah. Dengan Samsat Gendong, diharapkan masyarakat yang tidak memiliki waktu membayar pajak di kantor Samsat akan lebih dimudahkan.

Samsat Keliling dan Elektronik Samsat (e-Samsat) merupakan Inovasi yang telah dilakukan Pemprov Riau dan Samsat Gendong merupakan inovasi yang direncanakan Pemprov Riau tahun depan.

Penerapan Inovasi Samsat Keliling dan elektronik Samsat (e-Samsat) sangat direspon positif oleh masyarakat. Dengan model pelayanan yang efektif, efesien dan simpel serta tidak bertele-tele menjadikan masyarakat nyaman dan terlayani dengan baik.

Bentuk layanan Samsat Keliling dan ditambah dengan program elektronik Samsat (e-Samsat) untuk pembayaran pajak kendaraan itu mampu mempengaruhi partisipasi masyarakat para wajib pajak. Secara bertahap partisipasi wajib pajak dan peningkatan pendapatan melalui pajak dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap jumlah pendapatan dari sektor publik yang akhirnya memberikan dampak pada total pendapatan asli daerah (PAD).


Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba Blog dan Vlog dengan Tema “Inovasi Membangun Negeri dari Daerah” Pilihan sub tema “Inovasi Layanan pemungutan pajak di daerah”

Lomba-Blog-dan-Vlog-1024x481

 

Referensi :

  1. Bank Riau Kepri Hibahkan Empat Mobil Samsat Keliling : https://badanpendapatan.riau.go.id/home/web/detailberita/991
  2. E-Samsat Resmi Diluncurkan, Tidak Ada Alasan Tak Bayar Pajak Kendaraan di Riau : http://www.riauonline.co.id/riau/kota-pekanbaru/read/2018/06/01/e-samsat-resmi-diluncurkan-tidak-ada-alasan-tak-bayar-pajak-kendaraan-di-riau
  3. Jemput Pajak ‘Dor to Dor’, Bapenda Riau akan Lakukan Inovasi Samsat Gendong : https://suarapersada.com/advertorial/jemput-pajak-dor-to-dor-bapenda-riau-akan-lakukan-inovasi-samsat-gendong/
  4. Pembayaran Tebusan Amnesti Tertinggi, Sungai Guntung Menjadi Kawasan Taat Pajak : http://pekanbaru.tribunnews.com/amp/2017/03/17/pembayaran-tebusan-amnesti-tertinggi-sungai-guntung-menjadi-kawasan-taat-pajak?page=2
Lomba Blog

Gerimis, Buku, Gitar dan Sehangat Teh.

 
Minggu pagi yang romantis, dikucuri berkah oleh Tuhan berupa Gerimis.

Ah, di luar sana suara rintik-rintik hujan di atas genteng seolah irama yang begitu teratur, tak sedikit pun ada nada sumbang, melodi yang begitu indah, karena memang sejak lama telah akrab di telinga kita.

“Tik, tik, tik” mungkin begitu kita mengulang bunyinya dengan mulut kita. Rintikan satu, dua, tiga, empat hingga yang tak mampu kita hitung dengan jari-jemari membuat sebagian orang mungkin ingin kembali lagi ke kamarnya, menarik selimutnya kemudian tidur lagi. Apalagi di hari libur seperti hari ini, rasa malas mungkin mengikat meski seharusnya semangatlah yang harus meningkat.

“Ini hari libur” kataku dalam hati saat golak-golek di kasur yang cukup empuk, “tapi aku tak suka banyak menganggur” lanjutku. Dan, Aku tahu bagaimana caraku agar tak lebih banyak menganggur. Ya, sejak aku lebih akrab dengan buku, buku lah salah satu cara mengalihkan menganggurku. Sesimpel itulah memang.

Ya, buku. Dia teman paling akrab. Dia tak pandai marah meski aku tinggalkan berkali-kali, tapi tetap saja dia selalu menyuguhkanku pengetahuan dan pengalaman yang menguatkan. Begitulah ia, maka benar memang bila sebagian orang mengatakan, “Sebaik-baik teman adalah Buku”

Maka, segera kembali kuambil buku bacaan di rak bukuku. Pilihanku masih tertuju pada buku Never Let Me Go nya Kazuo Ishiguro, karena buku itu memang sedang ingin aku selesaikan. Kubaca kata demi kata di dalamnya, kutandai bila ada kalimat yang kusuka. Ah, ceritanya memang luar biasa, tak salah bila penulisnya di tahun 2017 lalu menjadi pemenang Nobel Sastra.

Sedang asyik membaca, aku di panggil seorang wanita yang suaranya juga sejak kecil begitu akrab di telinga. “Nak, sarapan” begitu panggilnya dengan bahasa ibunya, Bugis. Aku pun menghentikan bacaanku, berdiri dan menuju tempat di mana suara itu kudengar.

Aku duduk bersila di dekatnya, bersama dia, nenekku, bibiku dan juga kakakku, kami semua menikmati sarapan pagi yang telah disuguhkan. Pagi ini sarapan kami tak mewah memang, tapi karena disuguhkan dengan sepenuh cinta. Ah, rasanya sungguh istimewa. Secangkir teh hangat penambah semangat dan beberapa potong empek-empek Palembang yang juga hangat.

Selesai sarapan, aku kembali ke kamar. Membawa teh hangat yang tak juga kuhabiskan tadi dan entah kenapa hari ini aku ingin sesekali membuat nuansa baru agar tak bosan itu ke itu saja. Akhirnya ya, jadilah video yang tak seberapa ini. Merekam diri sendiri saat memainkan gitar, berlatarkan kamar yang memang selalu berantakan tapi sering kali disini lah membuat hatiku semakin tenang.

Nah, apa kalian tahu nada apa yang kumainkan ini? Bila tahu, pasti kita sama, ya sama-sama menginginkan yang “Sempurna” meski sejatinya tak ada yang “Sempurna” dan begitu juga kita sangat jauh dari title “Sempurna”

#DimanaKakiBerpijakDisituAkuMenulis#PagiMembacaDanMenulis

Lomba Blog

Pentingnya Periode Emas, 1000 Hari Pertama Kehidupan

1

Berbicara tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan atau yang sering disingkat dengan 1000 HPK, aku jadi teringat dengan kakakku saat mengandung anaknya yang ke dua. Dia begitu antusias dan begitu bersemangat untuk benar-benar dapat memberikan yang terbaik untuk 1000 hari pertama kehidupan anandanya. Hingga suatu hari ia berkata padaku, “Gus, kemarin kakak baru tahu ternyata salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kecerdasan dan kognisi seorang anak, yaitu asupan gizi selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan”

Ya, kemarin aku sangat setuju dengan pernyataannya karena dia memberitahuku dengan alasan-alasan yang masuk akal dan didukung dengan hasil dari penelitian yang ia dapatkan dari informasi yang ia baca. Nah, dari situ aku pun sedikit cari-cari tahu informasi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk menambah wawasan.

Memang, menjadi orang tua merupakan momen yang sangat membahagiakan meskipun penuh tantangan pula. Selain dituntut untuk selalu bisa memenuhi kebutuhan si buah hati, orang tua juga tak boleh berhenti untuk terus belajar mencari tahu serangkaian informasi. Tanya kanan kiri, konsultasi dengan yang ahli dan aktif mencari tahu seputar tumbuh kembang anak di 1000 HPK, agar si buah hati dapat melalui tahap perkembangan dengan baik.

2

Tapi memiliki buah hati yang tumbuh dengan sehat, tentu bukan hal yang mudah kan? Terlebih di Indonesia. Hal itu jelas dapat kita lihat dari besarnya angka kasus stunting. Sebagaimana hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 lalu mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun 2010 (36,6%) dan 2007 (36,8%). Pun, Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Dan, menurut data WHO tahun 2018, tercatat 7,8 juta balita Indonesia yang mengalami stunting.

Mengapa 1000 HPK Penting?

1000 hari pertama terdiri dari 270 hari masa kehamilan dan 730 hari pada 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Pada masa ini, nutrisi yang diterima oleh bayi sejak saat dalam kandungan ibu hingga bayi lahir dan menginjak usia 2 tahun. Jadi, pemenuhan gizi di 1000 HPK sangatlah penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen.

3

Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Anak yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 HPK, mempunyai risiko terkena stunting.

Apa itu stunting? Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa.

Lalu, bagaimana caranya agar asupan gizi dapat optimal selama periode 1000 HPK? Nah, berikut ini 5 hal yang bisa dilakukan agar asupan gizi anak tercukupi.

  1. Ibu hamil dan menyusui harus meningkatkan porsi makannya dalam sehari

Tambahan porsi makan ini sangatlah penting bagi ibu hamil dan menyusui, selain untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, juga dapat menambah berat janin. Jika biasanya makan 2 piring, ketika hamil wajib menambah 1 piring. Jadi total 3 piring dalam sehari dan makanannya juga harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Lalu kalau saat hamil, ibu makan 3 piring nasi, saat menyusui tambah 1 piring lagi, jadi total 4 piring. Ingat, air putih juga harus diperbanyak, bila biasanya 8 gelas per hari, ketika hamil tambahlah 2 gelas perhari, jadi 10 gelas per hari.

4

  1. Beri ASI eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada saat menyusui merupakan makanan paling kompleks yang mengandung zat gizi lengkap dan bahan bioaktif yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan pemeliharaan kesehatan bayi. Komposisinya pun lebih mudah dicerna ketimbang susu formula. Ketika bayi sudah lahir, berikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Maksud ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI kepada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lainnya sampai bayi berusia 6 bulan. Hal ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan, pembentukan daya tahan tubuh, dan kecerdasan pada anak tersebut.

ASI mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat meningkatkan kondisi neurologi bayi. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam ASI seperti LCPUFA dapat mempercepat perkembangan otak bayi. Anak yang diberikan ASI mempunyai perkembangan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI dapat meningkatkan fungsi otak dibandingkan dengan susu formula.

  1. Berikan makanan pendamping ASI (MPASI)

Pada 6 bulan pertama hidupnya, sebaiknya bayi hanya mengonsumsi ASI. Setelah 6 bulan, bayi dapat mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang bergizi seimbang dan diteruskan memberi ASI hingga usia 2 tahun. Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

  1. Hidup bersih dan sehat

Saya yakin dan percaya kita semua pasti sering mendengar kata hidup bersih dan sehat. Beberapa cara hidup bersih dan sehat di antaranya adalah memberikan imunisasi lengkap ketika bayi hingga balita agar memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan suatu aktivitas atau sebelum melakukan aktivitas terutama sebelum makan.

  1. Mengonsumsi tablet tambah darah

Pemberian tablet tambah darah berfungsi untuk mencegah terjadinya risiko anemia. Penyebab anemia adalah karena kekurangan zat besi. Sehingga untuk mencegah anemia bisa dilakukan dengan mengonsumsi  tablet tambah darah (TTD) secara rutin setiap minggu, soalnya tablet tambah darah (TTD)  kaya akan zat besi dan asam folat

Yang pada intinya harus kita ketahui adalah pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung memang secara cepat, yaitu selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini. Oleh karena itu asupan makanan selama kehamilan sangatlah perlu untuk diperhatikan.

Dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam kandungan akan didapatkan generasi penerus yang tumbuh sehat, cerdas, berkualitas dan lebih produktif, sehingga akhirnya dapat memajukan kualitas generasi muda Indonesia.

#1000HariTerbaik #1000HariPertamaAnanda

5


 

Tulisan ini diikut sertakan dalam Kompetisi Menulis Artikel #1000HariPertamaAnanda yang diadakan yang dilakukan Kemkominfo bersama Bitread dan GNFI.

WhatsApp Image 2018-10-22 at 15.04.45

Referensi

  1. Stunting Dan Masa Depan Indonesia : http://www.mca-indonesia.go.id/assets/uploads/media/pdf/Backgrounder-Stunting-ID.pdf
  2. 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Generasi yang Lebih Baik : http://lagizi.com/1000-hari-pertama-kehidupan-untuk-generasi-yang-lebih-baik/

 

Lomba Blog

Selamat Hari Blogger Nasional 2018

  
Meski tak ada yg merepon,  
Meski tak ada yg suka,
Meski tak ada yg mengikuti, Meski tak ada yg berkomentar, 

Aku akan tetap bertahan ngeblog. Menuliskan apa yang ingin aku bagikan, berbagi pengetahuan yang telah aku dapatkan. Dan, mengikuti lomba-lomba yang ingin aku menangkan.
Ya, aku akan tetap bertahan ngeblog meski belum banyak yang mengunjungi blogku, meski jarang direspon, meski hanya satu dua yang menyukai, meski amat jarang yang meninggalkan komentar. Aku tetap bertahan ngeblog karena blog telah membantuku menemukan passion lain dalam diriku. 

Aku amat bersyukur karena setiap tahun pengunjung blogku terus bertambah. Tercatat, statistik pertahun blogku kian meningkat. Awal Tahun 2015 aku mulai ngeblog. Ditahun itu aku mendapatkan 306 kunjungan, 2016 aku mendapatkan 488 kunjungan, 2017 lalu aku mendapatkan 1.370 kunjungan dan tahun ini di akhir bulan oktober ini aku mendapatkan 2.697 kunjungan. Alhamdulillah, bagiku itu peningkatan yang cukup baik. 

  
Blog ini akan terus kurawat dan akan terus melahirkan tulisan-tulisan baru. Do’akan saja semoga aku bisa memberikan konten konten yang baik, mendidik, dan bukan sekedar memberi sensasi. Karena bagiku memberikan pencerahan itu lebih baik daripada menambah keruh suasana.

Nah, bila kalian tanya, “apa untungnya jadi blogger?” Maka aku pun ingin menyumbang jawaban. Untung jadi blogger itu banyak sekali kawan. Menambah koneksi, menjalin silaturrahmi, berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, mendukung literasi, menjadi abadi dan bisa pula menambah pundi-pundi. Enak kan? Yakin masih belum mau ngeblog? 

#HariBloggerNasional

Lomba Blog

Tempat Penuh Kenanganku itu Langkawi dan Smarphone idamanku itu Huawei Nova 3i

Apa kabarmu kawan? Kuharap kau baik-baik saja. Selalu dalam keadaan sehat dan bahagia. Aamiin

Nah, hari ini aku ingin bercerita. Bercerita tentang pengalamanku saat berkunjung ke salah satu tempat yang penuh kenangan dan tak akan pernah aku lupakan. Ya, tempat yang kumaksud adalah Langkawi Malaysia. Pernah ke sana? Bila pernah berarti kita sama. Yuk tost dulu lah (Hehehehe). Bila pun belum, semoga nanti kalian juga sampai ke sana ya. Aamiin.

Alhamdulillah, akhir tahun 2017 lalu aku berkesempatan untuk menginjakkan kaki dan menjunjung langit Langkawi. Asli, tempatnya indah luar biasa dan banyak sekali hal-hal yang unik di sana.

Awalnya, ke Langkawi itu tidak aku rencanakan sejak awal, karena memang tujuanku sesungguhnya bukan ke sana. Tapi hanya sampai ke Keddah menghadiri acara hajatan keluarga. Keddah adalah salah satu daerah di ujung Malaysia dan memang jarak ke Langkawi tak jauh lagi.

Entah kenapa tiba-tiba hari itu takdir berkata lain dan membawaku ke Langkawi. Kadang yang tak direncanakan tapi dapat kita rasakan memang memberikan rasa yang berbeda dan penuh makna. Sungguh, aku senang karena Tuhan selalu memberikan kejutan yang luar biasa, mengantarkanku untuk dapat ke Langkawi, sebuah tempat yang begitu indah dan tak akan pernah kulupakan dalam hidupku.

Nah, baiklah. Di sini akan kuceritakan awal kisahku saat berkunjung ke Langkawi Malaysia.

Hari itu, sekitar pukul 17.00 waktu Malaysia kami berangkat dari Pontian ke Keddah. Perjalanan itu memakan waktu lebih dari 12 jam. Dan itulah perjalanan menggunakan Bus yang pernah ku tempuh paling lama selama aku hidup di bumi ini.

Kami sampai saat pagi tiba. Kira-kira jam 06.45 waktu Malaysia. Setelah sampai kami istirahat sejenak, mandi dan sarapan. Setelah itu aku baring-baring sejenak menginstirahatkan badanku. Dan singkat kata aku tertidur agak pulas.

Nah, saat itulah aku dibangunkan oleh adikku. “Bang Aguk, bang Aguk, bangun. Pergi yuk” kata adikku sambil menggoyangkan badanku berulang-ulang agar aku bangun dari tidur nyenyakku waktu itu. “Bangunlah bang, jalan kita”, kata adikku selanjutnya. Aku pun mengucek-ngucek mataku dengan punggung tanganku beberapa kali setelah berhasil bangun dari tidurku.

“Mau ke mana?” Tanyaku penasaran setelah berhasil duduk dan dapat menyadarkan diriku dengan utuh. Aku bertanya karena memang aku tak tahu dan belum janjian apa-apa karena tak ada rencana yang kami buat sebelumnya.

”Ikut sajalah” kata adikku menjawab cepat sambil menarik tanganku.

Sejurus kemudian, Aku, Daus (adikku), Rahman dan Bang Muhammad Yunus langsung menaiki Mobil Sedan berbodi dongker yang memang telah dipesan mereka. Mereka bertiga memang telah mencari informasi dan bersepakat untuk menyebrang dari Keddah ke Langkawi. Aku yang menikmati tidur tak tahu rencana mereka bersyukur karena diajak dan dibangunkan. Kami semua telah berada di dalam mobil itu, dan saat itulah aku baru tahu kalau kami berempat mau ke Langkawi

Singkat kata, kami sampai di Pelabuhan Ferry Terminal Kuala Keddah. Di sana kami mengambil ticket Kuala Keddah menuju Langkawi dengan Boarding Code KL1300 pukul 1:00 PM dengan nomor kursi 134, 135, 136, 137 untuk empat orang. Dari Kuala Keddah menuju Langkawi kita hanya dikenakan RM 23.00 / orang. Tak lupa, di dalam Ferry yang cukup besar itu aku menjepret empat ticket yang kami gunakan dan langsung mengunggah di IG storiku. Kurang lebih satu jam setengah diperjalanan kami pun sampai ke Pelabuhan Ferry Langkawi. Ya, kami sampai di Langkawi. Alhamdulillah.

IMG_7039.PNG

Sesampainya di pelabuhan Ferry Langkawi, kami langsung mengabadikan momen di sebuah tulisan, “Selamat Datang Ke Langkawi”. Setelah itu kami melihat-lihat di sekitar dan membeli gantungan kunci berlambang Elang dan tulisan Langkawi untuk buah tangan. Keluar dari area pelabuhan kita akan menemukan ikon dari Pulau Langkawi di Eagle Squard, sebuah tempat yang menampilkan Elang besar yang sedang mengepakkan sayap dengan gagah. Di sana telah ramai orang berkunjung dan mengabadikan momen. Di antara banyak orang itu termasuklah kami berempat. Setelah puas mengabadikan momen kami mencari mushola untuk shalat, menunaikan kewajiban sebagai hamba Tuhan.

IMG_2531

IMG_2513

IMG_2483

IMG_2996

Selesai shalat kami mencari mobil sewaan untuk berjalan-jalan di Pulau Langkawi. Saat itu kami tahu bahwa jatah kami tidaklah lama dan hanya memiliki waktu sebentar saja karena sore hari kami harus pulang dikarenakan besok subuhnya kami akan kembali pulang berangkat bersama rombongan “Marola Botting” atau pengantar pengantin dari Keddah-Kuala Lumpur-Pontian, Johor.

Kami mencari Mobil sewaan dan menawar harga serta mencari tempat yang akan kami tuju. Dan, dalam pencarian itu kami menemukan seorang lelaki bertopi putih, berbadan tegap yang beberapa menit kemudian kami mengenal namanya adalah Bang Zain, seorang supir yang ramah dan baik yang siap mengantar kami pergi dan pulang selama dalam rentang waktu 4 jam sekaligus rela menunggu kami berjalan-jalan. Setelah perundingan dan tawar-menawar sepakatan kami dengan Bang Zain adalah membayar senilai RM.100.00.

IMG_2515

Mengingat memiliki waktu yang tak lama, pilihan tempat yang akan kami tuju saat itu adalah Kilim Karst Geoforest Park dan pusat perbelanjaan Langkawi. Perjalanan dari pelabuhan Ferry menuju Kilim Karst Geoforest Park memakan waktu sekitar setengah jam. Di perjalanan Bang Zain memberikan informasi dan dengan sangat antusias menjawab pertanyaan yang kami lontarkan padanya. Saat kami sampai di Kilim Karst Geoforest Park, kami langsung menggunakan paket tour wisata mangrouve dengan menggunakan Spead boad JMT Boating Service selama satu jam dengan membayar RM.250.000.

IMG_2516

Selama satu jam ada empat tempat yang kami kunjungi. Awal perjalanan menggunakan Spead boat kami memasuki hutan Mangrove dan memasuki Gua Kelelawar, rombongan kami menyewa sebuah lampu senter seharga RM.1.00. Saat memasuki dalam gua, ada bau yang tak sedap menyengat hidung tapi ada sensasi yang dahsyat saat dapat melihat dalam gua yang di atas gua itu bergelantungan banyak kelelawar.

IMG_2499

Selesai memasuki Gua Kelelawar kami lanjutkan menaiki spead boat untuk ke sebuah restaurant yang di sana juga terdapat keramba yang berisi ikan-ikan besar dan bermacam-macam, ada juga bermacam-macam binatang laut. Beberapa menit kami di sana, temanku ikut memberi makan Ikan Pari Bakau dan Pari Harimau yang memang sudah dibuka giginya sehingga tidak lagi mampu menggigit tangan yang memberikan makanan. Di sini kami juga ditawari untuk makan yang lauknya langsung ditangkap di sungai. Tapi mengingat waktu dan uang di dompet yang telah menipis terpaksa kami urungkan.

IMG_2566

Tempat tujuan terakhir kami adalah Gunung Kawi yang di punggungnya terdapat tulisan Kilim Geoforest Park. Di sini kami berhenti agak lama mengabadikan moment dengan backround tulisan itu. Kilim Geoforest Park ini di ujung laut, tempatnya sangat indah dan menarik. Bang Asri pun, supir spead boat yang kami sewa mengatakan bila kalian beruntung kalian akan dapat melihat ikan lumba-lumba terbang.

IMG_2589

Selesai mengunjungi dan mengabadikan moment di empat tempat tersebut, kami pun kembali pulang ke tempat kami pertama berangkat. Lalu kami lanjutkan ke pusat perbelanjaan Langkawi membeli apa yang ingin kami beli juga tentu sesuaikan uang di kantong celana.

Ah Langkawi, sungguh tak puas rasanya karena hanya setengah hari. Langkawi tempat yang indah, memanjakan mata, bikin penasaran, bikin betah dan sekali mengijakkan kaki ke Langkawi rasanya ingin kembali lagi. Dan, inilah perjalanan pertamaku ke Luar Negeri, ke Negara tetangga Malaysia. Dan, banyak hal yang kusyukuri, salah satunya karena aku juga dapat menginjakkan kaki ke pulau Langkawi. Banyak yang telah ke Malaysia tapi banyak pula yang belum sampai ke Langkawi. Teman baruku yang lahir dan menetap di Malaysia selama 18 tahun pun ternyata baru pertama ke Langkawi bersama Kami.

Begitulah cerita sederhanaku saat berada di Langkawi Malaysia. Jujur saja aku belum puas, karena waktu yang aku dan temanku miliki saat itu sangatlah terbatas dan masih banyak tempat-tempat yang belum ku kunjungi, tapi bisa kupastikan bahwa Langkawi adalah tempat yang penuh kenangan bagiku dan tak akan pernah aku lupakan bahkan aku bangga untuk menceritakan kisahku saat di sana.

Satu lagi, sebenarnya aku adalah tipe orang yang begitu suka mengabadikan moment bila berkunjung ke tempat yang baru untuk kujadikan koleksi pribadi. Seperti ke Langkawi, foto-foto di atas adalah salah satu contoh moment yang kuabadikan. Sayangnya saat ke Langkawi kemarin aku tak dibekali dengan smartphone idamanku. Andai saja di tahun ini aku diberikan kesempatan ke Langkawai lagi, ditambah dengan berbekal smartphone idaman, tentu moment yang ku abadikan lebih berwarna dan tentu saja rasa bahagiaku bertambah-tambah.

Nah, smartphone idaman apa yang ingin aku bawa saat kembali diberikan kesempatan ke tempat yang penuh kenangan? Bila kalian bertanya demikian maka jawabanku adalah ; smartphone Huawei Nova 3i

Kenapa Huawei Nova 3i?

Mungkin pertanyaan berikutnya adalah kenapa harus Huawei Nova 3i? Jadi, smartphone Huawei Nova 3i ini memiliki beberapa alasan kenapa menjadi smartphone idamanku dan paling pas untuk kubawa saat mengunjungi tempat yang penuh kenangan. Mau tau alasannya? Baiklah akan aku beri tahu di bawah ini:

  1. Quad Camera dengan Artificial Intelligence (AI)

Nah, Huawei Nova 3i ini dilengkapi dengan empat kamera alias quad camera. Hebat kan? Kamera depan menggunakan pengaturan 24MP + 2MP depth sensor. Sementara itu kamera belakangnya menggunakan pengaturan 16MP + 2MP depth sensor dan dilengkapi dengan LED Flash.

nurulnoe.com
nurulnoe.com

Di tambah dengan beragam fitur baru yang ditawarkan smartphone Huawei Nova 3i ini antara lain : AI Mode,  Potrait, Bokeh, dan AR lens, disamping fitur-fitur unggulan pada menu kamera Huawei seperti Pro Mode, Lighting Paint, Document Scan, Slow mo, dan lain-lain. Wah, pasti mengambil gambar dengan smartphone ini hasilnya luar biasa.

  1. Kapasitas Memori Internal Lega

Siapapun orangnya terlebih yang suka mengabadikan moment pasti yang dicari adalah smartphone yang memiliki kapasitas memori yang besar. Begitu pun aku. Nah, Huawei Nova 3i ini bisa dikatakan menjadi smartphone dengan memori internal terbesar, yakni 128GB! Didukung dengan RAM 4GB, tentu kita tak perlu khawatir saat ingin merekam video atau asyik mengambil banyak foto. Iya kan? Nah itulah salah satu kelebihannya

kumparan.com
kumparan.com

Hebatnya lagi, Huawei Nova 3i nyatanya masih menyediakan opsi untuk menambahkan kartu microSD berkecepatan tinggi lewat slot hybrid yang dimilikinya. “Gila” kan?

  1. Premium Design dengan Layar FullView Display 2.0

Sebagai seorang lelaki, aku tak suka smartphone yang warnanya norak. Sukanya yang gagah dan enak dilihat. Ajaibnya, Huawei Nova 3i dirilis dengan menyediakan dua pilihan model warna, yakni Black dan Iris Purple yang merupakan perpaduan warna biru dan ungu. Kurang keren apa coba? Secara desain belakang, Huawei Nova 3i mengusung desain landscape jika dilihat dari logo Huawei yang terdapat di sisi bawah. Menakjubkan.

Menilik ke sisi depan, Huawei Nova 3i mengandalkan layar FullView Display 2.0 yang berukuran 6.3 inci resolusi FullHD+ (2340 x 1080 piksel) dan ratio 19.5:9 sehingga pas dengan genggaman. Pokoknya nyaman di tangan dan sangat memuaskan.

kumparan.com
kumparan.com
  1. Powerful Performance

Jujur saja, aku paling tak suka smartphone yang lelet. Ya, siapa pun orangnya pasti juga demikian. Nah, hal yang paling ditunggu-tunggu pada smartphone Huawei Nova 3i ini adalah kehadiran chipset upper mid-range, HiSilicon Kirin 710 yang pertama kali dipakai pada Huawei Nova 3i. Chipset ini pun didukung dengan GPU Mali-G51 MP4 yang kabarnya akan mendapatkan fitur GPU Turbo. Luar biasakan pasti tak bakalan lelet lah.

nurulnoe.com
nurulnoe.com

Tak cukup hanya itu, HiSilicon Kirin 710 yang memiliki fabrikasi 12nm ini memiliki teknologi AI yang mendukung pengolahan foto dan pengalaman bermain game yang lebih imersif. Wah, ternyata selain foto juga sangat mendukung bagi gamers.

  1. Harga bersaing di kelasnya

Nah, ini yang paling penting. Huawei Nova 3i  ini masuk di kelas menengah, tak mahal terjangkau untuk kita semua. Huawei Nova 3i  menjadi smartphone termurah di kelasnya dengan storage 128GB. Ya, Huawei Nova 3i ini murah dan terjangkau untuk kita semua ditambah dengan keunggulannya dan didukung pula dengan penyimpanan data yang besar.

Nah itulah alasannya. Maka memang, smartphone Huawei Nova 3i inilah idamanku dan paling pas untuk kubawa saat kembali dapat mengijakkan kaki di Langkawi Malaysia tempat yang begitu berkesan bagiku dan penuh kenangan yang tak akan pernah kulupakan. Smartphone Huawei Nova 3i sangat sesuai dengan kebutuhanku karena kelebihannya yang luar biasa ; Kamera yang sudah dibekali teknologi AI, Memori penyimpanan yang besar, performa yang handal dan tampilannya yang gue banget

Tulisan ini diikut sertakan dalam giveaway di blog nurulnoe.com

Lomba Blog

Seni Pencegahan Stunting

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa.

Ya, kekurangan gizi pada usia dini tidak hanya meningkatkan angka kematian bayi dan anak tapi juga menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa dalam artian keadaan kecil tak bisa besar atau bisa dikatakan dengan kerdil.

“Kerdil”, itu pula yang menjadi jawaban serempak dari audiens di titik start long march dalam rangka Kampanye Pencegahan Stunting Itu Penting dari bunderan Hotel Indonesia pada Minggu pagi (16/9) saat Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, M.Kes, bertanya “Siapa yang tahu arti stunting?”

sehatnegeriku.kemkes.go.id
sehatnegeriku.kemkes.go.id

Pada kesempatan hari itu pula Menkes Nila Moeloek mengatakan bahwa stunting itu adalah gagal pertumbuhan. Menkes menegaskan bahwa Indonesia harus bebas dari generasi stunting, maka pencegahan stunting menjadi upaya yang sangat penting.

Ya, pencegahan stunting itu sangatlah penting. Dalam hal ini pemerintah memang telah berkomitmen untuk mengurangi stunting sekaligus meningkatkan standar sanitasi. Indonesia juga berperan mencegah stunting di tingkat Internasional, dengan bergabung dalam Scaling Up Nutrion (SUN) Movement.

Pada bulan September 2012 lalu, pemerintah Indonesia meluncurkan “Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan” yang dikenal sebagai 1000 HPK. Gerakan itu bertujuan mempercepat perbaikan gizi untuk memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia di masa mendatang.

Pada tahun 2017 lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyerukan perlunya pengembangan stategi nasional percepatan pencegahan stunting. Strategi ini, yang didukung oleh Bank Dunia, dibuat berdasarkan pembelajaran di Indonesia dan global, terutama keberhasilan Peru menurunkan tingkat stunting menjadi setengah hanya dalam tujuh tahun.

Minggu pagi (16/9) Pemerintah menyerukan dimulainya Kampanye Pencegahan Stunting secara nasional. Dilakukan di Monumen Nasional dengan mendeklarasikan pesan “Cegah Stunting Itu Penting”

Deklarasi itu menjadi titik awal penyadaran masyarakat mengenai bahaya stunting dan bagaimana upaya pencegahannya. Melalui upaya itu, diharapkan prevalensi stunting nasional yang mencapai 37,2% (2013) menjadi 28% (2019)

Memang, kita ketahui bersama bahwa sebagaimana Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 lalu mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun 2010 (36,6%) dan 2007 (36,8%). Pun, Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.

Maka, pencegahan stunting memang sangatlah penting dan pencegahan stunting juga telah menjadi komitmen nasional.

Sumber : Kementerian Komunikasi dan Infomasi RI
Sumber : Kementerian Komunikasi dan Infomasi RI

Sinergi dan kolaborasi berbagai pihak jalan terbaik mencegah angka stunting

Melihat angka stunting di indonesia sebagaimana hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di atas, dapat kita katakan bahwa Indonesia berada pada tahap mengkhawatirkan. Makanya komitmen nasional tadi sangat memerlukan kerjasama lebih kuat, tidak hanya di antara pemangku kepentingan saja tapi juga bagi masyarakat sekitar. Ya, dari segala lini haruslah adanya kolaborasi dan sinergi untuk mencegah atau menurunkan angka stunting di Indonesia.

Stunting bukan hanya masalah nasional tapi menjadi masalah kita bersama. Hal itu jelas dikatakan Menkes bahwa “Stunting merupakan masalah bersama, perlu kerja sama lebih baik antara lembaga pemerintah di tingkat nasional dan daerah. Juga dengan sektor swasta, organisasi masyarakat, dan akademisi”

backround baru copyq

Hal itu sejalan pula dengan nilai Inklusif Visi Misi Kementerian Kesehatan yang menyatakan bahwa, “Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja.  Dengan demikian seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.”

Nah, perlu pula kita ketahui bahwa stunting ditetapkan sebagai kasus serius oleh pemerintah karena jumlah kasusnya yang tinggi, terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, dan Lampung. Dan lagi, stunting itu cuma bisa dicegah dan tak bisa untuk disembuhkan.

Stunting juga bisa berdampak pada tingkat kecerdasan, daya tahan tubuh sampai tingkat produktivitas anak. Bahaya kan? Bila sudah seperti itu tentu ujung-ujungnya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan Negara. Tentu hal itu sangat tidak kita inginkan.

Oleh karena itulah saat ini pemerintah begitu gencar dan sangat giat melakukan berbagai program untuk menurunkan kasus stunting di Indonesia. Di tahun 2018 ini fokus penurunan kasus stunting ada di 100 kabupaten/kota. Nah, tahun depan bakal ditambah 60 kota/kabupaten lagi, sehingga menjadi 160 kabupaten/kota pada 2019. 390 kabupaten/kota pada 2020, dan akhirnya seluruh 514 kabupaten dan kota pada 2021.

Yuk, kita ikut andil bersinergi bersama. Tak perlu muluk-muluk, cukup dengan cara memberikan informasi penting dan berbagi sedikit pengetahuan tentang pencegahan stunting dan sebagainya ke keluarga, saudara, rekan kerja, tetangga pun bagi ibu dan calon ibu, demi tumbuhnya generasi berkualitas di masa depan dan agar terwujudnya Indonesia Sehat.

UPT Puskesmas Sungai Guntung bersinergi dan berkolaborasi dengan Lintas Sektor dan Masyarakat setempat untuk mencegahan Stunting di Sungai Guntung

Saya tinggal dan besar di Sungai Guntung. Sebuah kota kecil yang cukup pesat perkembangannya. Sungai Guntung Kecamatan Kateman terdiri dari 3 Kelurahan dan 8 Desa. Sungai Guntung memiliki banyak fasilitas kesehatan. Salah satu di antara fasilitas kesehatan yang berada di Sungai Guntung adalah UPT Puskesmas Sungai Guntung yang memiliki dua gedung megah dan mewah.

pkm gtg

Beberapa bulan lalu, tepatnya pada tanggal 23 Maret 2018, UPT Puskesmas Sungai Guntung mengadakan kegiatan rutin triwulan yakni Lokakarya Mini Lintas Sektor. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait. Mulai dari Camat, Danramil, Kapolsek, Lurah, Kepala Desa, Ketua TP PKK, Ka. UPTD Pendidikan, Ka. UPT KKP, Bidan Desa, Kepala Puskesmas Pembantu, Staf Puskesmas Sungai Guntung, Kader Kesehatan dan Tokoh Agama serta Tokoh Masyarakat.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Maksud dari diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah untuk memelihara kerjasama lintas sektor di Kecamatan Kateman. Dan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah untuk menginformasikan, mengidentifikasi capaian hasil kegiatan Puskesmas, membahas dan memecahkan masalah serta hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor pada kegiatan yang telah dilakukan.

Dari Lokakarya Mini Lintas Sektor UPT Puskesmas Sungai Guntung itu dirumuskan beberapa kesepakatan. Ada 16 kesepakatan yang telah disepakati bersama dan paling tidak lima di antaranya adalah tentang pencegahan stunting yaitu : 1) Edukasi kepada masyarakat melalui posyandu; 2) Konseling masalah stunting untuk masyarakat; 3) Nakes proaktif menyampaikan stunting kepada masyarakat; 4) Kewajiban pemberian asi ekslusif; dan 5) Meminta peran serta tokoh masyarakat untuk menganjurkan kepada masyarakat membawa anak balitanya ke posyandu.

backround baru copyfdsa

Harus disadari bahwa program pencegehan stunting di bidang kesehatan lebih banyak bersifat darurat dan mendesak seperti pengobatan atau perawatan, pemberian PMT pemulihan dan suplementasi zat gizi. Pada saat bantuan dihentikan, masalah kekurangan gizi akan terjadi lagi karena ketidak mampuan keluarga terkait dengan daya beli dan keadaan ekonomi keluarga.

Maka, kolaborasi dan sinergi lintas sektor, tenaga kesehatan, masyarakat serta berbagai pihak menjadi sangatalah penting dalam menyelesaikan pencegahan stunting. Yang tak kalah penting memang adalah dukungan pemegang kebijakan. Selain dalam bentuk anggaran, kegiatan secara langsung akan memberikan motivasi kepada masyarakat dalam pencegahan stunting.

Tenaga kesehatan yang turun langsung ke lapangan memberikan konseling masalah stunting dan proaktif menyampaikan cara pencegahan stunting juga akan memberikan warna tersendiri dalam menggerakkan masyarakat.

Tidak hanya itu, sebenarnya tenaga kesehatan bisa juga menggalakkan program PKPR yakni Pelayanan Kesehatan yang Peduli Remaja. Program itu juga bisa menjadi salah satu jalan untuk mudah memberikan konseling yang berkaitan dengan kesehatan dan informasi-informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu diketahui remaja. Sebab remajalah yang kelak akan menjadi calon orang tua, ibu dan ayah dari anak-anak yang sehat dengan gizi yang baik. Program PKPR ini sangat baik untuk digalakkan, karena pada program inilah anak remaja tak perlu lagi ragu dan khawatir untuk konseling atau dalam bahasa zaman now ini, curhat tentang kesehatan.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Tentu pada intinya adalah kita sangat berharap kolaborasi antar berbagai pihak yang terlibat tidak hanya sekedar kolaborasi dan sinergi yang sekali lalu, tapi harus terus berkelanjutan dan harus ada kesepakatan yang diikat dengan MoU atau semacam perjanjian kerja sama. Karena tanpa adanya kesepakatan yang tertulis dikhawtirkan kesepakatan itu nantinya tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati sebelumnya.

Paling tidak ada beberapa hal yang perlu  tercantum di dalam kesepakatan tersebut sebagai rumusan bersama, seperti : 1. Sama-sama bekerjasama untuk berupaya menurunkan angka stunting. 2. Bersepakat bersinergi dan berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting serta aktif melibatkan semua pihak dari hulu ke hilir.

Itulah yang saya maksudkan sebagai seni Pencegahan Stunting dengan cara bersinergi dan berkolaborasi untuk lebih peduli dan aktif. Ya, bersinergi dan berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah atau pemerintah setempat, tenaga kesehatan, lintas sektor, tokoh agama dan tokoh masyarakat dan siapa saja yang peduli dengan Indonesia.

Yuk mari, sudah saatnya kita bersinergi dan berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting demi mewujudkan Indonesia sehat.


Tulisan ini diikut sertakan dalam Kompetisi Media Massa & Media Sosial kategori blog yang diadakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Tema Indonesia Sehat Melalui Pencegahan Stunting dan Perlindungan Imunisasi, pilihan subtema Pencegahan Stunting.

DSA

Referensi :

  1. Cegah Stunting Itu Penting: Untuk Generasi Indonesia yang Sehat dan Cerdas : http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180916/2427924/27924/
  2. Indonesia Percepat Tindakan Melawan Stunting : https://www.worldbank.org/in/news/feature/2018/06/26/indonesia-fights-stunting-commitment-convergence-and-communities
  3. Menkes Nila Moeloek: Generasi Indonesia Jangan Stunting : http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180916/3427920/menkes-nila-moeloek-generasi-indonesia-jangan-stunting/
  4. Stunting Dan Masa Depan Indonesia : http://www.mca-indonesia.go.id/assets/uploads/media/pdf/Backgrounder-Stunting-ID.pdf
Lomba Blog

Menyikapi Kegagalan Dengan Elegan (Menjiwai Semangat Pahlawan Merah Putih Untuk Meraih Banyak Prestasi)

Sebenarnya tak ada orang yang gagal di muka bumi ini. Dan orang yang gagal bukanlah orang yang tak pernah mendapatkan kegagalan. Bukan. Tapi orang yang gagal sesungguhnya adalah mereka yang tak mau belajar dari kegagalannya dan tak mau bangkit berjuang untuk merubah kegagalannya menjadi kemenangan sejati

(Agusman)

 

Kemarin, tepatnya aku telah lupa saat itu hari apa dan aku juga lupa waktu itu tanggal berapa, tapi aku masih ingat detailnya. Saat itu aku dan salah satu temanku duduk di tempat tongkrongan anak-anak kids zaman now yang ada di kotaku, Sungai Guntung. Kami duduk bersama dan berbincang-bincang banyak hal, mulai dari hal yang remeh temeh sampai pada sesuatu yang kami anggap penting.

Seperti orang-orang kebanyakan, tak etis rasanya nongkrong tanpa cemilan yang asyik untuk dinikmati di kala duduk. Saat pemilik dagangan datang membawa menu dan menyodorkan kepada kami. Kami pun segera memilih, dan pilihan kami waktu itu adalah memesan dua potong Kebab Turki spesial dan dua gelas minuman dingin, aku memesan Choco Hazelnut dan temanku memesan Creamy Choco. Deal.

Pertemua itu memang kami rencanakan sebelumnya, kami memang telah janjian untuk mengisi malam itu dengan hal yang jarang kami lakukan. Ya, nongkrong memang hal yang jarang kami lakoni, karena kami pun kadang sibuk dengan aktifitas kami masing-masing. (Maafkan kami yang kadang sok menyibukkan diri. Hehehehe)

Saat asyik nongkrong dan berbicara ngalor-ngidul, tiba-tiba terjadilah percakapan penting yang seperti kukatakan di awal tadi. Percakapan penting itu terjadi menurutku karena tak sengaja tapi membuat kami sama-sama mendapatkan pelajaran yang bermakna.

“Kau enak Gus jarang gagal” kata temanku saat itu. Mulai dari obrolan itulah percakapan penting itu terjadi

“Jarang Gagal?” Kataku balik bertanya heran padanya “Apa maksudmu?” Tanyaku bingung kepada temanku tadi

“Iya Gus” katanya “Seminggu yang lalu, aku lihat di sampul Facebookmu, kau mengupload foto tropi dan piagam kemenanganmu pada Blog Competition Bank Indonesia 2017 sebagai 3rd Winner Creative Blog. Padahal sebelum sampul fotomu itu kau ubah, sebelumnya pun sampul fotomu melihatkan dirimu bersama ibumu yang tersenyum, yang kutahu foto itu adalah saat kau menang dalam sebuah lomba menulis resensi novel. Iya kan?” lanjutnya agak panjang lebar

1

“Oooo itu” jawabku datar “Iya, kemarin memang aku mengganti foto itu di sampul Facebookku, foto tropi dan piagam penghargaanku dan fotoku dengan ibuku sebelumnya itu saat aku dan beliau memegang hadiah dari lomba menulis resensi novel Tentang Kamu gubahan Tere Liye yang diadakan Penerbit Republika” lanjutku menjelaskan

“Iya kau enak Gus, jarang gagal atau mungkin tak pernah gagal dalam lomba” katanya kembali mengulang kata-kata awalnya

“Hahahaha” aku tertawa “Jarang gagal atau tak pernah gagal, Katamu. Kau salah, sebenarnya kegagalanku lebih banyak daripada kemenanganku, hanya saja kemenangan yang aku bagikan dan aku perlihatkan. Tapi kekalahan aku simpan sendiri, kujadikan koleksi pribadi” terusku mantap

“Kenapa begitu?” Ia bergegas melayangkan pertanyaan

“Ya, agar orang lain yang melihat kemenanganku nantinya juga semangat untuk mengikuti lomba dan mereka juga mau mencoba pula. Dan, maksudku memposting kemenangan itu di sosial media juga penyengat semangat agar saat di antara mereka melihat keberhasilanku, mereka jadi berkata : ‘Agus saja bisa menang, tentu aku pun bisa bahkan mampu untuk lebih baik darinya’” aku diam sejenak dan kembali melanjutkan “Kalau aku mengunggah kegagalanku, takutnya nanti aku terus dibayangi kekalahan dan kesedihanku bisa bertambah karena selalu teringat-ingat akan kekalahan yang aku terima. Tentu hal itu tak baik buat diriku dan juga bisa menjadi teman dunia mayaku yang melihat kekalahanku tak mau mencoba juga menertawaiku kan? Hehehe” aku terkekeh

Aku lihat dia hanya menganggukkan kepala, entah aku pun tak tahu apakah dia setuju atau tidak atas yang aku katakan waktu itu.

Tapi sebelum dia kembali berkomentar, aku segera berkilah dengan sedikit diplomatis “Kegagalan itu nikmat, kawan” kataku, “Sebenarnya, kegagalan yang kita terima merupakan batu loncatan bagi kita agar menjadi lebih giat untuk tetap bertahan dan terus berjuang.” sambungku optimis. “Saat gagal, aku selalu menanamkan Semangat Pahlawan Merah Putih agar dapat meraih banyak prestasi” lanjutku.

Kulihat ia berfikir mencerna kata-kataku

“Kau sangka kegagalan itu azab dan cela?” Tanyaku retoris

“Salah!” jawabku sebelum ia menjawab pertanyaanku, “Kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda, kegagalan itu harus kita tertawakan agar ia malu untuk datang kepada kita lagi. Ya, walaupun kegagalan sering menghampiri kita, tapi percayalah ia juga akan beranjak pergi ketika kita berusaha lebih giat lagi” aku menyimpulkan dengan filosofis

photoshop copy 233

Dia kembali mengangguk dan melihatku sedikit kagum dengan mata berbinar-binar.

“Hemmm, kau hanya mengangguk kawan” kataku, “apa kau ingin mendengar pesan dariku bagaimana seharusnya saat ingin meraih prestasi-prestasi gemilang?” tanyaku antusias

Dia lagi-lagi ia mengangguk tak berkomentar sepatah kata pun, yang kutangkap dia begitu antusias ingin mendengar kata-kataku

“Sebenarnya resep ini bukan murni dariku” aku berkata jujur dengan nada pelan “tapi resep ini aku dapati dari novel yang kemarin kubaca. Dalam novel itu tertulis jelas, ‘Setiap bangsa pasti punya pahlawan. Hanya mereka yang bisa menjiwai mental para pahlawannya yang akan meraih prestasi-prestasi gemilang’  begitulah kalimat yang kudapat dari novel Ayat-Ayat Cinta 2 nya Kang Abik.” Kataku “kalimat itu begitu membekas di benakku. Dan ingin kujadikan prinsip dalam hal apapun” lanjutku

photoshop copy 3

“Ooooooo. Aku belum baca. Baru baca novel Ayat-Ayat Cinta satu yang dua belum” katanya

“Nah, untuk meraih prestasi-prestasi gemilang kita dituntut untuk dapat menjiwai mental para pahlawan. Siapa pahlawan kita? Siapa lagi kalau bukan para pahlawan Merah Putih. Sadarilah bahwa aku, kau dan siapapun anak bangsa di Indonesia adalah Merah Putih. Maka menjiwai semangat Merah Putih adalah sebuah kewajiban guna mendapatkan prestasi-prestasi gemilang. Apapun yang kita usahakan, tekankan saja bahwa ‘Aku Merah Putih’.” Kataku sambil meninju dadaku sendiri tiga kali. “Kita Harus berjuang untuk bangsa ini. Membuat sebuah karya dengan apa yang kita bisa, yang nantinya diakui menjadi karya anak bangsa, ya karya kita sendiri. Saat inilah kita mulai mencoba dan mengukur di mana kekuatan dan kreatifitas kita, dan berusaha untuk membuat karya untuk bangsa kita. Siap?” tanyaku.

Lagi-lagi dia menganggukkan kepala berulang-ulang dan semangat mengatakan “Siap”

“Tunjukan saja identitasmu” kataku “Identitas bangsamu bahwa kau mampu membuat dirimu, keluargamu, bangsamu bangga denganmu. Tak perlu muluk-muluk, buat saja dengan apa yang kita bisa. Saat ini aku mungkin baru mencoba menulis untuk lomba dan menulis apa saja yang kusuka. Kelak aku akan mencoba, mencoba menulis untuk menginspirasi Indonesia” kataku optimis.

Aku Merah Putih” kataku semangat “dan kaupun Merah Putih” lanjutku menunjuk ke arahnya

“Ya” katanya, “Aku Merah Putih. Aku janji. Aku juga akan menjiwai semangat Merah Putih seperti yang dikatakan dalam novel yang kau baca. ‘Setiap bangsa pasti punya pahlawan. Hanya mereka yang bisa menjiwai mental para pahlawannya yang akan meraih prestasi-prestasi gemilang.’

“Tekatmu telah bulat untuk menjiwai semangat Merah Putih dalam segala kondisi?” tanyaku

“Ya” jawabnya mantap

“Meski kegagalan menghantammu berulang kali?”

“Akan kutaklukkan kegagalan itu” katanya “Mulai hari ini aku tahu bahwa orang yang memiliki jiwa pahlawan, memiliki mental pejuang dan memiliki semangat kerja keras Merah Putih para pahlawan, adalah mereka yang akan meraih kesuksesan hakiki dan kemenangan sejati.”

Begitulah obrolan yang agak penting kami malam itu, tentang menyikapi kegagalan dengan elegan dan menjiwai semangat pahlawan merah putih untuk meraih banyak prestasi. Pun, berusahan untuk terus-terusan menjiwai semangat pahlawan Merah Putih dalam segala kondisi, baik saat menghadapi kegagalan dan baik saat telah meraih prestasi-prestasi gemilang agar menjadi lebih baik lagi.

 

Percayalah dalam mengikuti sebuah kompetisi ataupun lomba pasti ada yang menang dan tentu sangat banyak sekali yang menerima kekalahan atau kegagalan. Hal itu berlaku wajib dalam setiap kompetisi apapun. Ketika pengumuman diumumkan, banyak yang kecewa ketika kalah dan banyak pula yang larut dengan kemenangannya.

Rasanya, sangat tak baik jika kekalahan membuat kita sangat sedih berkepanjangan hingga kita lupa bahwa kegagalan adalah proses menuju kemengan. Pun, sangatlah tak bijak jika kemenangan terlalu dibanggakan hingga merasa diri telah hebat.

Jangan terlalu sedih ketika kalah dan jangan terlalu bergembira ketika menang. Nikmati keduanya dan belajarlah dari keduanya.

Sejak 2017 lalu, aku begitu getol dalam mengikuti lomba-lomba menulis, baik lomba blog maupun lomba menulis artikel. Ya, kadang menang tapi lebih sering gagal. Tak masalah, karena bagiku itu adalah proses untuk aku belajar lebih baik lagi.

Di tahun ini, 2018, lomba-lomba yang kuikuti lebih beragam lagi dan sampai saat ini mungkin hampir dua puluhan lomba yang telah kuikuti. Bahkan lomba-lomba yang telah kuikuti kucatat dan kuceklis. Memang sih, lebih banyak gagalnya daripada menangnya. Tapi hal itu aku nikmati dan aku terus berusaha dan berlatih untuk menjadi lebih baik lagi, lagi dan lagi.

agus copy32

Kabar baiknya, berkat membiasakan menulis di blog dan mengikuti kompetisi-kompetisi menulis. Akhirnya aku tertarik pula untuk membuat sebuah menyelesaikan naskah yang ingin kujadikan buku. Alhamdulillah, kemarin 11 Mei lalu aku mengirim naskahku ke salah satu penerbit mayor Yogyakarta dan pada tanggal 26 Juli kemarin naskah itu di Acc bahkan aku sudah tanda tangan kerja sama dengan penerbitnya. Alhamdulillah itu salah satu yang kusyukuri. Tentu hal itu juga bisa terjadi karena aku tak bosan untuk belajar. Mau tau judul bukunya? Nah, tunggu saja terbit nanti ya. Hehehehehe. Insya Allah kalau tidak akhir tahun ini, awal tahun 2019 akan terbit. Do’a kan saja lancar semuanya dan bukuku itu nantinya bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang. Aamiin

Tentang kegagalan, walaupun kegagalan sering menghampiri kita, tapi percayalah ia juga akan beranjak pergi ketika kita berusaha lebih giat lagi. Tambah saja usaha yang lebih kuat, dan tambah pula doa yang lebih dahsyat. Keberhasilan pun akan datang di waktu yang tepat. Percayalah.

Lihatlah, orang-orang yang telah sukses saat ini. Meraka adalah orang-orang yang telah mengalami kegagalan sebelumnya. Sebagai salah satu contoh kita bisa melihat dan belajar banyak dari CEO and Founder Bukalapak.com. Ya, Achmad Zaky namanya. “Memang, saya paling sering gagal.” Begitu katanya di salah satu laman berita yang berjudul ; Cerita Bos Bukalapak Bangkit Dari Keterpurukan Bisnis ”Dari 1.000 yang saya coba mungkin 900 gagal dan 100 ini bisa menjadi hasil pembelajaran,”

1 3

Achmad Zaky mengakui bahwa membangun bisnis sudah ia lakukan sejak kuliah. Namun, bisnis yang dibangunnya selalu saja kandas. “Sejak kuliah saya sudah membuat bisnis, tapi gagal terus. Mungkin karena tidak fokus dan kurang pengalaman,” begitu katanya suatu ketika

Nah, lihatlah Achmad Zaky sekarang. Dia telah sukses, tak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga memberikan jalan sukses untuk orang lain lewat apa yang telah dibangunnya. Hebat kan?

Dari kisah Achmad Zaky dapat kita ambil pelajaran. Bahwa kegagalan di awal merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia-manusia luar biasa. Kadang kala mengalami kegagalan di awal juga bisa lebih baik daripada mendapatkan keberhasilan secara cepat dan mudah. Kegagalan bisa menjadi pelajaran yang paling berharga bagi kita agar ke depannya kita lebih teliti dan hati-hati hingga menjadi manusia yang sukses sejati.

Seperti Achmad Zaky, kini perusahaan yang dibangunnya sudah menjadi salah satu marketplace yang diperhitungkan dengan omzet Rp 500 juta perhari atau sekitar Rp 20 miliar per bulan. Luar biasa kan?

Maka dapat kita simpulkan, sebenarnya tak ada orang yang gagal di muka bumi ini. Dan orang yang gagal bukanlah orang yang tak pernah mendapatkan kegagalan. Bukan. Tapi orang yang gagal sesungguhnya adalah mereka yang tak mau belajar dari kegagalannya dan tak mau bangkit berjuang untuk merubah kegagalannya menjadi kemenangan sejati.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Buka Blog Bukalapak 2018 #BukaInspirasi
REV-ResizeKompetisi-BukaBlog-OK

Referensi :

  1. Cerita Bos Bukalapak Bangkit dari Keterpurukan Bisnis : https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1029759-cerita-bos-bukalapak-bangkit-dari-keterpurukan-bisnis
  2. Achmad Zaky, From Zero to Hero : https://marketing.co.id/achmad-zaky-zero-hero/
Lomba Blog

‘Energy of Asia’ Momentum Kebangkitan Dunia Olahraga Indonesia

photoshop copy

“Setiap bangsa pasti punya pahlawan. Hanya mereka yang bisa menjiwai mental para pahlawannya yang akan meraih prestasi-prestasi gemilang.”

Habiburrahman El Shirazi dalam Ayat-ayat Cinta 2 halaman 360

Malam tadi setelah acara Closing Ceremony Asian Games XVIII 2018, maka berakhirlah sudah perhelatan olahraga terbesar se-Asia yang diadakan di Indonesia. Namun berakhirnya perhelatan akbar itu bukan berarti kita juga menghentikan semangat kita menjadi bangsa yang bersatu tanpa memandang skat-skat perbedaan yang ada di antara kita. Bukan. Kita harus tetap mengobarkan semangat positif, Energy Of Asia untuk Menuju Indonesia Maju.

Energy Of Asia adalah slogan Asian Games 2018. Menurut Menporan Slogan ‘Energy of Asia’ yang diusung dalam Asian Games 2018 kali ini dimaknai sebagai momentum kebangkitan kembali dunia olahraga Indonesia di level internasional.

“Inilah momen paling tepat bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan kualitasnya sebagai bangsa yang besar, energi hebat yang akan kita gulirkan kembali ke pentas Asia dan juga dunia, sebagaimana kita pernah melakukannya pada Asian Games 1962 lalu,” begitu tutur Menpora seraya menegaskan gelora kejayaan dalam momentum Asian Games tidak boleh berubah apalagi padam.

Imam Nahrawi ...

Ya, Energy Of Asia bukan hanya sekedar slogan Asian Games 2018 semata dan bukan pula hanya untuk dimaknai sebagai kebangkitan kembali dunia olahraga Indonesia di level internasional saja, tapi Energy Of Asia juga menjadi cita-cita besar bangsa kita dan rasa kepercayaan bangsa untuk merebut kembali atas kekuatan Asia melalui Asian Games. Maka, kita patut berbangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia dan berbahagialah karena kita telah sukses menjadi tuan rumah Asian Games yang membuat kita menjadi The Energy Of Asia untuk Menuju Indonesia Maju.

“Terima kasih Indonesia, kami cinta kalian. Thanks you Jakarta, thanks you Palembang,” begitulah kata Presiden Olympic Council of Asia (OCA), Syaikh Ahmad Al Fahad Al Sabah pada saat menyampaikan sambutannya di acara Closing Ceremony Asian Games XVIII 2018 (2/9/2018)

syeigh

Kalimat yang disampaikan Syaikh Ahmad Al Fahad Al Sabah di atas rasanya cukup sebagai pembuktian bahwa kita, Bangsa Indonesia telah sukses menggelar pesta olahraga terbesar se-Asia, meskipun kita tahu bersama bahwa dalam mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games 2018 hanya butuh 3,5 tahun untuk menyiapkannya, menghadirkan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas olahraga yang berstandar internasional.

“Sangat mepet sekali. Negara lain menyiapkan hal-hal seperti ini 10 tahun, 7 tahun, 8 tahun, kita hanya 3,5 tahun,” begitulah kata Presiden Jokowi pada saat sambutan sebelum memberikan bonus kepada atlet-atlet Indonesia.

Kita juga patut berbahagia sekaligus harus mengucapkan rasa terima kasih kepada atlet-atlet kita yang telah berjuang sekuat tenaga demi mengharumkan nama bangsa yang kita cinta. 31 medali emas, 24 medali perak, 43 medali perunggu, berhasil mereka raih. Total keseluruhan 98 medali. Yang berarti 98 kali pula Merah Putih dikibarkan di perhelatan akbar empat tahunan, Asian Games 2018. Ditambah 1 kali di upacara pembukaan beberapa minggu yang lalu dan 1 kali di upacara penutupan yang malam tadi dilangsungkan, sempurna. 100 kali Merah Putih dikibarkan dengan gagah dan kita pun bangga sekaligus berkaca-kaca karena terharu dan bahagia.

medali

Yo Yo Yo Ayo, Yo Ayo Yo Yo Yo Ayo, Yo Ayo Yo Yo Yo Ayo, Yo Ayo Yo (Hiduplah Indonesia Raya)

Sungguh, pencapaian atlet-atlet kita pada Asian Games kali ini merupakan oasis di tengah panceklik prestasi. Tidak hanya itu, bahkan Indonesia dapat bertengger di peringkat ke empat. Tidak pula hanya melampaui target 16 medali emas yang sebelumnya ditargerkan Presiden Jokowi, tapi prestasi yang diraih kali ini adalah terbaik sepanjang sejarah Indonesia. Sungguh luar biasa.

Melihat dan menyaksikan bahwa atlet-atlet Indonesia mampu mengantarkan bangsanya bertengger di peringkat 4 dengan 31 medali emas, 24 medali perak, 43 medali perunggu. Total 98 medali. Tak lupa Presiden selaku kepala Negara memuji dan sangat mengapresiasi sekaligus kembali menyemangati atlet-atlet agar lebih giat lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Sebagaimana yang dikatakan beliau pada pagi (2/9/2018), “Ini adalah sebuah lompatan, lompatan besar yang bisa kita jadikan pondasi untuk prestasi-prestasi selanjutnya,”

jokowi

Tidak hanya sekedar apresiasi dan pujian yang Presiden Jokowi berikan kepada atlet-atlet kita. Tapi Negara juga memberikan bonus kepada atlet-atlet kita yang telah berjuang. Bonus itu juga telah diserahkan pagi kemarin (2/9/2018). Percayalah, bonus yang diberikan Negara kepada  atlet-atlet yang telah berjuang akan menjadi motivasi tersendiri bagi mereka agar bisa menorehkan prestasi yang lebih baik lagi. Dan, esok lusa kita juga akan melihat atlet-atlet baru akan bermunculan lebih banyak lagi karena saat ini negara sudah benar-benar memperhatikan sekaligus mengkhususkan atlet-atlet yang berjuang demi bangsa. Percayalah.

photoshop cop12y

Aku yang kemarin menyaksikan mereka yang berlaga di depan televisi, tak bisa menyembunyikan kekagumanku kepada mereka. Betapa mereka dengan kesungguhan hati, dengan kefokusan level tinggi, dengan semangat yang menggelora dan mengeluarkan segala kemampuannya, ia lakukan hanya demi membela Indonesia. Melihat mereka bertanding, detik demi detik dan melihat mereka berhasil meraih prestasi-prestasi yang gemilang. Aku teringat dengan kalimat yang begitu tak bisa kulupakan dalam novel fenomenalnya Kang Abik yang telah kutampilkan diawal tulisan ini.

tambah ikon copy

Ya, aku percaya para atlet-atlet kita adalah orang-orang pilihan, yang telah diuji kemampuannya bahkan telah menjalani seleksi-seleksi yang begitu ketat mulai dari tingkat terendah hingga menjadi atlet nasional. Perjuangan mereka tentu tak mudah dan banyak keringat, usaha dan do’a yang telah mereka ikhtiarkan. Melihat mereka yang berjuang demi bangsa, aku bangga dan bahagia walau hanya menjadi penonton dan pendukungnya lewat televise saja. Tapi aku tak akan,pernah berhenti berdo’a untuk mereka. Semoga dan mudah-mudahan mereka akan lebih baik dari hari ini nantinya. Aku tahu, mereka memang telah sejak lama menjiwai mental para pahlawan bangsa kita yang luar biasa, berkat itu pulalah mereka bisa meraih prestasi-prestasi gemilang.

Nah, yuk, siapapun kita, mari menjiwai mental para pahlawan kita yang luar biasa kontribusinya untuk Indonesia. Karena memang hanya dengan menjiwai mental para pahlawanlah kelak kita pun akan mampu meraih prestasi-prestasi gemilang.

Melihat suksesnya pergelaran olahraga empat tahunan terbesar se-Asia yang diselenggarakan di Indonesia dalam waktu yang singkat dan melihat prestasi-prestasi yang diraih atlet-atlet Indonsia begitu banyak, dan melihat pemerintah begitu perhatian dengan atlet yang telah berjuang, serta melihat antusias masyarakat Indonesia yang tak kalah hebatnya, sangatlah pantas bila hal itu menunjukkan bahwa ke depan bangsa ini akan lebih dekat untuk Menuju Indonesia Maju.

Bahkan, bermodal dengan kesuksesan dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 dan prestasi serta pengalaman serta dukungan infrastruktur Asian Games 2018, Presiden Jokowi mengaku telah menyampaikan kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, yang mengunjunginya kemarin, bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Mari kita berdo’a dan terus memberikan Energy Of Asia kepada Indonesia, agar esok lusa, Indonesia benar-benar menjadi tuan rumah di acara olahraga yang lebih lebih besar dari Asian Games yaitu kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi yaitu Olimpiade 2032. Aamiin.


 

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #MenujuIndonesiaMaju Tema : Asian Games 2018 periode 6 Agustus – 3 September 2018

FDA

Referensi :

  1. Asian Games2018 Sukses, Presiden Jokowi Sampaikan Apresiasi Kepada Semua Pihak Terkait
  2. Diwarnai Hujan, ‘Closing Ceremony’ Asian Games 2018 Jakarta – Palembang Meriah
  3. Serahkan Bonus Asian Games 2018, Presiden Jokowi: Indonesia Bangga Atas Prestasi Saudara
  4. Dibuka Presiden Jokowi Asian Games 2018, Diharapkan Jadi Kebangkitan Olahraga Indonesia
Lomba Blog

Lakukan 4 Hal Ini Agar Merdeka di Era Digital

 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Merdeka, merdeka, merdeka. Dahulu, kata-kata itulah yang menjadi pemicu semangat para pahlawan kita, baik mereka yang tercatat dalam panggung sejarah bangsa maupun yang hilang tak membekas dalam buku sejarah. Mereka telah membuktikan cinta kepada tanah air Indonesia. Mereka tak rela negerinya diinjak-injak kaum penjajah, mereka tak sudi negerinya terus dijajah, mereka tak ingin negerinya dirampas, diperas oleh bangsa penjajah. Berjuang berani mati, tak peduli siapapun yang menghalangi negerinya berjaya mereka hadapi, hingga tetesan darah terakhir pun mereka korbankan. Itulah bukti cinta mereka kepada Indonesia. Luar biasa sekali para pahlawan kita.

Tekat mereka sungguh kuat, semangat mereka sangat dahsyat, siasat yang mereka buat pun begitu tepat, perhitungan yang mereka lakukan juga sangat akurat sehingga gelar kemerdekaan dapat mereka raih dan mereka persembahkan untuk kita semua. Sungguh, tugas mereka telah selesai, kewajiban mereka pun telah usai. Cinta kepada tanah air Indonesia pun telah mereka buktikan dan telah teruji kesungguhannya.

Yang menjadi pertanyaan penting hari ini adalah bagaimana dengan rasa cinta kita kepada Negeri Indonesia? tempat kita dilahirkan, tempat kita dibuai dan dibesarkan, tempat kita berlindung, tempat kita melakukan segala aktivitas? Sudah terbuktikah rasa cinta kita kepada Indonesia? telah terujikah kesungguhan kita? sekarang tugas kita adalah menjawab pertanyaan itu dan membuktikannya. Buktikanlah bahwa kita memang benar-benar cinta kepada Tanah Air Indonesia, Tanah Tumpah darah.

IMG_0281
Dokumen Pribadi

Saat ini kita tak perlu berjuang seextrime para pahlawan bangsa dan tak perlu pula kita mengangkat senjata untuk membuktikan rasa cinta kita kepada bangsa Indonesia. Karena saat ini kita telah merdeka. Sekarang, tugas kita selaku generasi yang telah dititipkan kemerdekaan oleh para pendahulu kita adalah untuk meneruskan cita-cita mereka. Ya, meneruskan cita-cita bangsa Indonesia.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2018 kita telah merayakan hari kemerdekaan Indonesia, hari kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia. Ya, 73 tahun sudah negeri kita menikmati nikmatnya kemerdekaan. Sungguh, nikmat kemerdekaan ini luar biasa. Tanpa kemerdekaan tak tahulah apa jadinya kita. Kemungkinan kita tak lahir di dunia ini. Ah entahlah.

Selama perjalanan 73 tahun, Indonesia telah berubah amat pesat, ditambah dengan tuntunan perubahan zaman yang semakin canggih. Bila dulu penduduk bumi Indonesia ini berjuang demi sebuah titel kemerdekaan maka berbeda dengan saat ini, yang titel itu telah kita genggam. Saat ini kita harus menyibukkan diri, menyibukkan diri untuk mengisi kemerdekaan yang telah diraih para pahlawan kita.

Dahulu penjajah adalah pembelenggu kebebasan, sang penekan kehidupan. Saat ini dengan title kemerdekaan berarti kita telah bebas dari belenggu penjajahan itu, kita bebas untuk berekpesi, berkarya dan berkontribusi untuk Indonesia yang kita cinta.

Sebenarnya banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan di era saat ini. Tak perlu muluk-muluk, lakukan saja apa yang bisa kita perbuat untuk kebaikan bangsa ini.

Saat ini kita berada di era digital, dimana teknologi digital muncul di segala bidang kehidupan dan era ini ditandai pula dengan informasi sangat mudah kita dapatkan. Tapi percayaah, era digital saat ini, tidak hanya akan melahirkan peluang dan menfaat besar bagi kita. Namun juga memberikan tantangan terhadap segala bidang kehidupan.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa merdeka di era digital? Nah, paling tidak ada empat hal yang harus kita lakukan untuk merdeka di era digital;

  1. Terus belajar dan gali potensi diri

Terus belajar bukan berarti kita harus meneruskan pendidikan di universitas ternama atau melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Bukan. Terus belajar dan menggali potensi diri bisa dilakukan dengan menambah informasi serta pengetahuan dan wawasan yang ada di sekitar kita.

belajar
Sumber : 4rbung.blogspot.com

Saat ini di era digital sangatlah memudahkan kita untuk terus belajar dan menggali potensi diri. Syaratnya hanya satu saja, yaitu adanya kemauan. Bila syarat itu kita miliki dan kita terus pertahankan, yakinlah kita akan mampu untuk merdeka di era digital saat ini hingga sampai nanti. Percayalah

  1. Semangat berkarya

Kita saat ini bukan lagi generasi yang mau ke suatu tempat harus memakan waktu berhari-hari, kita saat ini tidak hidup pada generasi yang bahkan naik pesawat saja mahal dan susah. Bukan. Kita pun tidak hidup di zaman dimana mau berkirim kabar ke orang lain harus menunggu kurir pos mengantarkan surat ke depan rumah kita. Tidak.

semangat berkarya
Sumber : yan-latifah.blogspot.com

Kita hidup di mana zaman telah jauh berbeda, zaman canggih dimudahkan dengan teknologi. Maka, saatnya kita sambut masa depan yang gemilang ini. Menyambut dengan semangat berkarya. Menjadi pekerja kreatif misalnya dan menjalani profesi-profesi penuh passion dan suka cita. Itulah panggilan generasi kita. Mari mulai dari sekarang dengan karya, cari hobi dan akatifitas yang bermanfaat. Kemudian kita tekuni.

Ada banyak sekali karya anak yang memudahkan orang banyak. Salah satu contoh adalah karya anak bangsa yang memaksimalkan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi banyak orang, Moladin namanya. Apa itu Moladin? Moladin adalah sebuah aplikasi khusus untuk pengguna sepeda motor. Aplikasi ini menawarkan berbagai informasi seputar sepeda motor serta kebutuhan bikers, mulai dari informasi sepeda motor baru dan bekas dijual berikut spesifikasinya, kebutuhan suku cadang dan perlengkapan serta apparel untuk bikkers sampai forum saling bertukar pikiran buat sesama bikers dan komunitas.

Graphic1
Sumber : Moladin

Hebatnya lagi, Moladin telah bekerja sama dengan 40 dealer resmi sepeda motor di Jabodetabek dengan 21 brand motor yang bisa dipilih dan dibandingkan harga berikut spesifikasinya. Hal itu tentu memudahkan bagi orang lain, semua kemudahan itu bisa di akses hanya lewat smartphone. Keren kan? Itulah contoh semangat berkarya. Semoga esok lusa kita juga dapat menghasilkan karya untuk kemudahan orang lain. Aamiin

 

  1. Peduli dengan lingkungan sekitar

Peduli kepada lingkungan sekitar adalah hal yang sangat penting. Peduli kepada lingkungan membuat seseorang akan tumbuh menjadi semakin cerdas emosinya. Dan, kecerdasan emosi inilah yang akan menjadi bekal penting dalam menyongsong masa depan yang jauh lebih indah karena seseorang akan mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk berhasil di era digital yang kita rasakan saat ini. Maka, jangan masa bodoh dengan lingkungan sekitar. Pedulilah, mulai dari hal-hal yang kecil.

ilustrasi-kerja-bakti-640x330_c
Sumber : pendidikmenulis.wordpress.com
  1. Menghentikan bibit kebencian di sosial media

Saat ini betapa banyak kita lihat berita-berita yang bernuansa ujaran kebencian, berita hoax dan berita yang bisa menyulut perdebatan panjang.  Oleh karenanya kita harus bijak dalam berkata-kata, daik dalam berinteraksi di dunia nyata maupun melalui media sosial. Seharusnya kita berpikir dahulu sebelum bertindak, cek ulang dahulu informasi yang kita dapatkan, sebisa mungkin hindari konten SARA, cobalah menghormati orang lain, dan menahan diri, karena minimal lima cara itulah cara kita menghentikan bibit kebencian di media sosial. Tak perlu dari orang lain, cukup kita mulai dari diri sendiri terlebih dahulu.

2603-harianterbit_karikatur_ujaran_kebencian
Sumber : pwmjateng.com

Nah, yuklah sama-sama kita terus belajar dan gali potensi diri, semangat berkarya, peduli dengan lingkungan sekitar kita, dan menghentikan bibit kebencian di sosial media. Semoga dan mudah-mudahan dengan melakukan minimal empat hal itu, kita sama-sama merdeka, merdeka di era digital.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Spesial HUT RI 73 Tahun periode 21 Juli – 31 Agustus dengan tema “Merdeka di Era Digital” yang diselenggarakan oleh Moladin

800x445-kompetisi-blog-kemerdekaan-1-768x427
Sumber : Moladin
Lomba Resensi

Sebuah Resensi “Pergi” ; Pergi Untuk Menemukan Jati Diri dan Menuju Jalan Yang Diridhai Tuhan Yang Maha Tinggi

FullSizeRender

“Kamu akan pergi ke mana?, Nak.”

Pernah mendapatkan pertannyaan semisal itu? Apa rasanya bila pertanyaan itu terlontar dari orang yang begitu dekat denganmu saat kau sedang menikmati makanan kesukaanmu? Sedangkan saat itu kau tak tahu jawaban apa yang hendak kau sampaikan karena tak tahu persis ke mana tujuanmu sesungguhnya. Apakah kau hanya diam membisu? Atau justru menundukkan kepala sembari menatap ke makanan yang ada di depanmu?

Bila jawabanmu, Iya. Berarti kita sama, dan kita sama dengan Bujang yang sedang dalam kebimbangan. Ya, Bujang, sang tokoh utama dalam novel Pergi.

Pertanyaan yang ditampilkan bercetak miring dan ditebalkan di atas terdapat pada halaman 86 dalam novel Pergi. Sebuah pertanyaan dari kakak kandung mamaknya Bujang, seorang yang begitu penting baginya dan Bujang telah berhutang nyawa kepadanya. Dia adalah Tuanku Imam, seorang yang berkali-kali dan tak pernah berhenti untuk terus mengurusi hidup Bujang dan tak pernah bosan menasehati Bujang. Hari itu, sekali lagi pertanyaan Tuanku Imam menyadarkannya dan seolah tahu betul keresahan keponakannya. “Ke mana aku akan pergi? Ke mana keluarga Tong akan ku bawa pergi” (hal 87) Pertanyaan itulah yang sebenarnya berkecamuk di kepala Bujang.

FullSizeRender(1)

Sebelum melanjutkan resensi ini, aku ingin berpindah topik sesaat, cukup dua paragraf saja. Setelah sempat viral kabar mengejutkan bahwa Tere Liye tidak akan menerbitkan buku lagi dan menarik buku-bukunya yang telah diterbitkan pada akhir tahun 2017 lalu, karena masalah pajak dan membuat penikmat karya Tere Liye agak kecewa. Akhirnya memang benar “Selalu Ada Jalan Keluarnya” sebagaimana tulisan panjang dari akun facebook resmi Tere Liye yang mengejutkan banyak penggemar karya-karyanya, karena di sanalah ia memutuskan untuk ‘hengkang’. Bahkan sempat ramai para penikmat karya Tere Liye merepost banner yang diunggah Penerbit Republika berjudul “Kami Bersama Tere Liye

Alhmadulillah, semua kekecewaan itu akhirnya terbayar lunas dan tuntas, setelah penulis produktif sekaligus akuntan itu kembali hadir dengan buku-buku terbarunya. Salah satunya novel yang sedang saya resensi yakni Pergi yang merupakan sekuel dari novel sebelumnya berjudul Pulang. Masih dengan tema yang sama Shadow Economy, dengan tokoh yang sama pula “Bujang, Si Babi Hutan” yang pada novel Pergi telah naik kelas menjadi Tauke Besar. Dan, di novel ini ia juga menggunakan nama aslinya yakni Agam. “Sedikit sekali orang yang tahu nama asliku. Hanya tujuh orang. Lima di antaranya telah meninggal; Bapak, Mamak Kopong, Guru Bushi, dan Tauke Besar. Menyisakan Tuanku Imam dan Salonga. Bahkan White serta Si Kembar tidak tahu nama asliku, Agam” (hal 12)

IMG_6329

Berbeda dengan novel sebelumnya. Bila pada seri Pulang awal kisah menampilkan Bujang yang begitu gagah perkasa, mampu menumbangkan seekor babi jantan berukuran raksasa. Babi terbesar di hutan lereng Bukit Barisan. Sebaliknya, di novel Pergi justru Bujang mampu dikalahkan, bahkan dalam adu duel satu lawan satu. Dikalahkan oleh sosok misterius yang membuatnya penasaran karena mengenal nama kecilnya, Agam.

Padahal, saat itu Bujang adalah Tauke Besar yang memang telah berencana untuk merebut kembali Prototype yang dicuri oleh El Pacho, tapi gagal ia rebut kembali karena sebelum ia berduel, ia telah bersepakat sebagaimana yang ditawarkan sosok misterius tadi, “Jika kamu bisa mengalahkanku, aku akan pergi, silakan bawa benda ini. Jika kamu kalah, aku juga akan pergi, tapi aku akan membawa benda ini. Teknologi ini menjadi milikku, pemilik barunya yang sah.” (hal, 17). Bujang yang ditantang tentu saja tak akan gentar dan setuju serta akan menepati kesepakatan yang telah disepakati bersama. Akhirnya Bujang harus menerima kekalahan dan Prototype yang ingin direbutnya kembali tadi pun terpaksa harus menjadi milik sosok miterius, Sang Kelelawar, Diego.

Kisah Pergi menurutku lebih menegangkan, karena banyak hal-hal baru yang ditampilkan.

Selain Bujang dibuat penasaran dengan sosok yang mampu mengalahkannya dengan mudah, Bujang juga harus menghadapi masalah besar yang timbul akibat Master Dragon, yang ternyata memiliki rencana licik untuk menghancurkan Keluarga Tong. Padalah mereka telah sepakat bahkan berjanji untuk tidak saling mengganggu, tak saling menusuk dari belakang. Tetapi kadang begitulah, di antara kesepakatan yang telah dibuat selalu saja ada yang melanggar karena mementingkan golongan sendiri. Akhirnya Master Dragon bersama dengan keluarga Lin dan El Pacho memang berencana menguasai semua pergerakan dari keluarga-keluarga besar Shadow Economy.

Dari kejadian itu pula, kisah ini lebih terasa gregetnya karena Bujang juga membuat aliansi dengan Keluarga Yamaguchi dan Bratva berasal dari Rusia untuk mengalahkan Master Dragon, sang pelanggar janji. Bujang dan seluruh keluarga yang menjadi aliansinya bergegas menyerang Master Dragon. Awalnya rencananya berjalan lancar dan mulus, di awal iya dapat menyapu bersih lawan-lawannya dengan mudah. Tapi di akhir ia harus tersendat karena Master Dragon bukan orang sembarangan, dia juga memiliki rencana yang tak kalah jitu. Markas keluarga aliansi Tauke Besar yang berada di negara lain diserang habis-habisan dan ada ’40 Pendekar Naga’ yang tak mudah untuk dikalahkan menjaga Master Dragon. Saat itu Bujang terkepung dan dalam keadaan sulit, “Posisi kami terjepit sudah. Bila kami menyerang akan mati sia-sia, menyerah juga akan berakhir sama” (hal 438)

Tapi selalu ada keajaiban, keajaiban itu datang dari orang yang tak disangka-sangka. Datang Diego yang ternyata setelah penyelidikan yang panjang adalah abang tirinya Bujang. Diego datang membantu Bujang dan teman-temannya. Di tempat lain, di mana markas keluarga aliansi Bujang juga mendapatkan bantuan. Yang tak tertebak dari kisah ini adalah munculnya Basyir yang pada novel Pulang menjadi penghianat, di novel Pergi justru menjadi penyelamat, membantu markas besar Keluarga Tong.

Menurutku yang menjadi titik fokus pada kisah ini adalah pertanyaan Tuanku Imam yang ditampilkan di awal tadi. Jawaban pertanyaan itulah yang tengah Bujang cari selama ini, “Ke mana aku akan pergi? Ke mana keluarga Tong akan ku bawa pergi” (hal 87)

Akhirnya, setelah melakukan perjalanan yang panjang dan berkat bimbingan Tuanku Imam yang benar-benar tulus membimbing Bujang tanpa rasa bosan. Jawaban yang sesungguhnya dapat Bujang temukan setelah mengundurkan diri dari jabatan Tauke Besar. Sebagaimana pada halaman terakhir novel Pergi, “Aku memang bukan lagi anggota Keluarga Tong, bukan lagi Tauke Besar, tapi jalan baru yang akan kupilih terbentang penuh tantangan. Tapi aku tahu ke mana aku akan pergi sekarang” (hal 455)

IMG_4330

Dari sosok Bujang kita bisa belajar. Sejak dari novel Pulang, ia memang sosok yang penuh pertimbangan dan memiliki prinsip yang layak ditiru. Tidak hanya professional pada tugas yang diamanahkan kepadanya, tapi juga sosok yang begitu menjaga tubuhnya dari hal-hal yang diharamkan agama, “Aku tahu” berkata Tuanku Imam pada novel Pulang hal 340, “kau tidak pernah menyentuh setetes pun minuman keras dan tidak mengunyah sepotong pun daging babi dan semua yang diharamkan oleh agama. Perutmu bersih

Dari sosok Tuanku Imam lebih banyak lagi yang bisa kita ambil pelajaran. Dari beliaulah kita tahu bahwa terus menasihati dalam kebaikan itu adalah kewajiban, karena kita tak pernah tahu pada nasihat mana orang akan tersadarkan. Cara Tuanku Imam juga begitu cerdas mengajarkan hal-hal yang penting, bila di novel Pulang ia mengajarkan pemahaman dan pengertian tentang Adzan, “Adzan tidak dirancang untuk mengganggu, suara berisik itu bukan untuk menyakiti siapapun. Itu justru suara panggilan dan harus kencang agar orang mendengarnya” (Hal 340 dalam novel Pulang). Setelah mengajarkan dan pemahaman tentang Adzan dan Bujang pun mengerti, barulah Tuanku Imam menyuruh Bujang untuk shalat, “Kamu harus sering shalat, Agam. Itu perintah agama. Bahkan tiang agama.” (hal 85) Tidak sekedar perintah tapi Tuanku Imam juga memberikan pemahaman dengan cara yang sangat bijaksana, “Dalam perkara shalat ini, terlepas dari apakah seseorang itu pendusta, pembunuh, penjahat, dia tetap harus shalat, kewajiban itu tidak luntur. Maka semoga entah di shalat yang ke-berapa, dia akhirnya benar-benar berubah. Shalat itu berhasil mengubahnya.” (Hal 86)

Yakinlah, berkat prinsip yang Bujang pegang teguh, yang tak pernah sekalipun memasukkan makanan dan minuman yang haram ke dalam tubuhnya dan juga berkat bimbingan Tuanku Imam yang begitu ikhlas membimbing keponakannya. Bujang bisa mudah menuntun dirinya. Bahkan menjawab ke mana tujuan hidupnya yang ingin di bawanya pergi pun ia dapatkan pada waktu yang tepat. Bujang tahu ia akan pergi; Pergi untuk menemukan jati diri dan menuju jalan yang diridhai Tuhan Yang Maha Tinggi.

Maka, mari menjaga perut kita dari makanan dan minuman yang diharamkan oleh agama. Dan, mari terus lapang dada untuk menerima nasihat baik dari siapapun juga. Semoga dengan begitu, kita pun bisa segagah Bujang ketika mendapat pertanyaan, “Kamu akan pergi ke mana?, Nak.” Dengan penuh keyakinan kita menjawab “Saat ini aku tahu ke mana aku akan pergi sekarang

Yuk, belajar kehidupan dari diri sang tokoh novel Pergi karya Tere Liye yang menginspirasi, Bujang dan Tuanku Imam.

—————————————————————————————————————————————–

Resensi ini diikut sertakan dalam Lomba Resensi Pergi yang diadakan Republika Penerbit, berlangsung pada priode 7-31 Agustus 2018

FullSizeRender(2)